cursor ali 2

Rabu, 21 Maret 2012

HAMA DAN PENYAKIT KUBIS-KUBISAN




“HAMA DAN PENYAKIT KUBIS-KUBISAN


Disusun Oleh :

M.Ali Topan
0810212085

 



BIDANG KAJIAN ILMU PERLINDUNGAN TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012



Hama Penting Tanaman Kubis-Kubisan
(Caisin, Kailan, Kubis, Kubis Bunga, Lobak, Petsai dan Sawi Hijau)

1.1  Plutella xylostella L.

            Serangga hama ini dikenal dengan ulat daun kubis atau diamond back moth, termasuk ordo Lepidoptera, famili Plutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap depan terdapat tanda ”tiga berlian”. Ngengat aktif pada senja dan malam hari dengan meletakkan telur tersebar pada daun. Stadium telur 3-5 hari. Larva instar pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan kepala tampak hitam. Stadium larva 7-11 hari. Pupanya tertutup oleh kokon, berwarna kuning pucat. Daur hidupnya berkisar 21 hari. Tanaman inang P. xylostella adalah petsai, brokoli, dan kubis-kubisan lainnya.

Gejala Serangan
            Daun yang terserang P. xylostella berlubang-lubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun. Serangan berat terjadi pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-8 minggu.

Pengendalian
1.      P. xylostella dapat dilakukan dengan mencari waktu tanam yang baik (sesuai dengan kondisi setempat) tumpangsari kubis dengan tomat
2.      Konservasi musuh alami seperti penggunaan parasitoid larva Diadegma semiclausum Hellen dan Apanteles plutellae Kurdj.

1.2  Crocidololia binotalis Zell. (C.Pavonana)

            Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, farnili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat C. binotalis berwarna kelabu kecoklatan dengan rentangan sayap 20 mm dan panjang 13 mm. Telur diletakkan secara berkelompok pada daun dengan stadium 4 hari. Larvanya berwarna coklat sampai hijau tua. Stadium larva 14 hari. Pupanya berada dalam tanah. Daur hidup 24-32 hari. Tanaman inang C. binotalis adalah petsai dan kubis-kubisan.

Gejala Serangan
            Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop, sehingga daun kubis berlubang-lubang. Kerusakan ringan berakibat menurunnya kualitas kubis sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat dipanen.



Pengendalian
1.      Tumpangsari kubis dengan tomat,
2.      Konservasi musuh alami penggunaan parasitoid Sturmia incospicuoides Bar., Atrometus sp., Mesochorus so., dan. Chelonus tabonus Sonar

1.3  Phyllotreta vittata F.

            Serangga hama ini dikenal dengan kumbang anjing atau leaf beetle, termasuk ordo Coleoptera, famili Chrysomelidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Kumbang ini berwarna coklat kehitaman dengan sayap bergaris kuning. Panjang kumbang 2 mm. Telur diletakkan berkelompok pada kedalaman l-3 cm di tanah. Panjang larva 3-4 mm. Pupanya berada pada kedalaman tanah 5 cm. Daur hidupnya 3-4 minggu. Tanaman inang P. vittata adalah petsai, lobak, dan sawi.

Gejala serangan
            Daun kubis yang terserang P. vittata berlubang-lubang kecil. Larvanya seringkali merusak bagian dasar tanaman dekat dengan permukaan.

1.4  Spodoptera litura (F.)

            Serangga hama ini dikenal dengan ulat grayak atau army worm, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur S litura diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawah daun. Stadium telur 2-8 hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar akhir 50mm.
Pupa berwarna coklat berada dalam tanah. Stadium pupa 9-10 hari. Ngengat berwarna agak keabu-abuan. Tanaman inang S. litura adalah kacang tanah, tembakau, bawang merah, dan ketela rambat.

Gejala Serangan
            Larva S. litura memakan daun dan pucuk tanaman kubis, sehingga daun transparan. Pada serangan berat tinggal tulang daun.

Pengendalian
1.      Pergiliran tanaman dengan tanaman buhan inang,
2.      Penanaman serempak,
3.      Pengolahan tanah yang baik untuk mematikan larva/pupa dalam tanah.
4.      Pemusnahan kelompok telur dan larva
5.      Konservasi musuh alami seperti penggunaan parasitoid telur Telenomus spodopterae Dodd.



1.5  Chrysodeixis chalcites (Esp.)

            Serangga hama ini dikenal dengan ulat jengkal atau green semilooper, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur C. chalcites diletakkan pada daun, berwarna keputihan. Stadium telur 3-4 hari. Larvanya berwarna hijau dengan stadium larva 14-19 hari. Pupanya di daun dengan stadium 6-11 hari. Ngengat berwarna coklat tua. Tanaman inang C. chalcites adalah kentang, jagung, tembakau, apel, kacang tanah, rami, dan kacang hijau.

Gejala Serangan
            Daun kubis yang terserang C. chalcites akan tampak tinggal epidermis dan tulang daunnya.

Pengendalian
1.      Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang.
2.      Penanaman serempak.
3.      Pemusnahan larva yang ditemukan


1.6  Helicoverpa armigera Hubn.

            Serangga hama ini dikenal dengan penggerek tongkol jagung atau corn earworm, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur H armigera diletakkan satu per satu pada daun kubis. Stadium telur 2-5 hari. Larvanya memakan daun kubis dengan stadium larva 17-24 hari. Pupanya terbentuk dalam tanah dengan stadium pupa 12-14 hari. Tanaman inang H. armigera adalah sorghum, kentang, tomat, jagung, tembakau, kapas, dan kacang-kacangan.

Gejala Serangan
            Daun kubis yang terserang larva H. armigera berlubang-lubang. Bila serangan cukup tinggi, banyak daun kubis yang berlubang sehingga menurunkan kualitas kubis.

Pengendalian
1.      Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang,
2.      Pemusnahan larva yang diambil,
3.      Konservasi musuh alarm yaitu penggunaaan parasitoid telur Trichogramma nana Zehntn.



1.7  Myzus persicae (Sulz)

            Serangga hama ini dikenal dengan kutu daun persik atau tobacco aphid termasuk ordo Homoptera, famili Aphididae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Nimfa dan serangga dewasa M persicae menyer ang per tanaman kubis dengan cara menghisap cairan daun kubis. Lamanya daur hidup berkisar 7-10 hari. Tanaman inang M persicae adalah tembakau, cabe, tomat, kentang, dan petsai.

Gejala Serangan
            Daun kubis yang terserang M. persicae memperlihatkan bercak coklat di sekitar tusukan stiletnya. Bila serangan tinggi akan menurunkan kualitas kubis.

Pengendalian
            Pengendalian dapat dilakukan dengan konservasi musuh alami seperti penggunaan predator Menochilus sp. Dan kumbang Coccinellidae.


1.8  Thrips tabaci Lind.

            Serangga hama ini dikenal dengan Thrips bawang atau oni on Thrips, termasuk Ordo Thysanoptera, famili Thripidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur T. tabaci diletakkan dekat tulang daun, berwarna keputihan dengan stadium telur berkisar 4-10 hari. Nimfa dan dewasa mengisap cairan daun. Pupanya terdapat dalam tanah dengan stadium 4-7 hari. Thrips dewasa kecil berwarna kuning kecoklatan dengan panjang 1,0 mm. Tanaman inangnya adalah waluh, cabe, terung, dan tomat.

Gejala Serangan
            Daun kubis yang terserang T. tabaci tampak bercak kecoklatan setempat-setempat. Pada serangan tinggi dapat menurunkaran kualitas kubis yang dipanen.
.
Pengendalian
            Pengendalian T. tabaci dapat dilakukan dengan konservasi musuh alami yaitu penggunaan predator kumbang macan (Menochilus sp.).


1.9  Agrotis ipsilon (Hufn.)

            Serangga hama ini dikenal dengan ulat tanah atau black cutworm, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. A. ipsilon menimbulkan kerusakan pada tanaman muda. Larvanya memotong tanaman muda dengan stadium larva 19-20 hari. Pupanya berada dalam tanah dengan stadium pupa 11 hari. Daur hidupnya 6-8 minggu. Tanaman inang A. ipsilon adalah tanaman sayuran muda seperti cabai, tomat, dan jagung.

Gejala Serangan
            Larva A. ipsilon memotong pangkal tanaman dan berada tidak jauh dari tanaman yang dipotong. Bila dikorekkorek, biasanya ditemukan larva tersebut dekat dengan tanaman yang diserangnya.

Pengendalian
1.      Pencarian larva dan memusnahkannya,
2.      Penanaman serempak,
3.      Pemasangan umpan beracun,
4.      Konservasi parasitoid larva Apanteles ruficrus Hal.. Trituxys braueri (DeMey) dar Cuphocera varia (F.)



Penyakit PentingTanaman Kubis-Kubisan
(Caisin, Kailan, Kubis, Kubis Bunga, Lobak, Petsai dan Sawi Hijau)
1.1  Penyakit Akar Pekuk
Patogen
            Penyakit ini disebabkan oleh Plasmodiospora brassicae Wor.

Gejala Serangan
            Akar-akar yang terserang infeksi jamur ini akan megnadakan reaksi dengan pembelahan dan pembesaran sel, menyebabkan terjadinya bintil atau kelenjar yang tidak teratur. Seterusnya bintul-bintil ini bersatu, sehingga menjadi bengkakan memanjang yang mirip dengan batang.

1.2  Bercak Daun Altenaria
Patogen
            Penyakit bercak daun alternaria ini disebabkan oleh jamur Alternaria brassicae Berk .

Gejala Serangan
            Pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kelabu gelap, yang meluas dengan cepat sehingga menajdi bercak bulat, yang garis tengahnya dapat mencapai 1 cm.Penyakit ini banyak terdapat pada daun-daun tua. Pada cuaca lembab, jamur tampak sebagai bulu-bulu halus kebiruan di pusat bercak. Di dalam bercak sering terdapat cincin-cincin sepusat.

1.3  Penyakit kaki Hitam
Patogen
            Penyakit kaki hitam ini disebabkan oleh jamur Phoma lingam Tode.

Gejala Serangan
            Penyakit ini dapat timbul di persemaian maupun di lapangan. Pada pangkal batang dekat permukaan tanah terdapat kanker memanjang, mula-mula berwarna coklat muda, kemudian menjadi kehitaman, yang sering di kelilingi oleh batas berwarna ungu. Di bagian tengah luka terdapat bintik-bintik hitam yang terdiri dari piknidium jamur penyebab penyakit. Bagian dalam batang busuk kering berwaena coklat.


1.4  Penyakit tepung Berbulu
Patogen
            Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica Pers.

Gejala Serangan
            Dari sisi atas daun terlihat bahwa jaringan diantara tulang-tulang daun menguning. Kemudian bagian yang ,enguning tersebut berubah menjadi warna coklat ungu dan tekstur daun menjadi seperti kertas. Daun-daun bawah rontok. Pada sisi bawah daun terdapat kapang putih seperti tepung.

1.5  Busuk Hitam
Patogen
            Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. campestris Pamm.

Gejala Serangan
            Mula-mula pada tepi daun terdapat daerah-daerah berwarna kuning atau pucat, yang kemudian meluas ke bagian tengah. Di daerah ini tulang-tulang daun berwarna coklat tua atau hitam. Pada tingkatan yang lebih lanjut penyakit meluas terus menerus melalui tulang-tulang daun dan masuk kedalam batang.

1.6  Busuk Basah
Patogen
            Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia caratovora pv. carotovora Jones.

Gejala Serangan
            Gejala yang umum terdapat pada tanaman kubis-kubisan adalah busuk basah, berwarna coklat atau kehitaman, pada daun, batang dan umbi. Pada bagian yang terinfeksi mula-mula terjadi bercak kebasahan. Bercak membesar dan melekuk, bentuknya tidak teratur, berwarna coklat tua kehitaman.



DAFTAR  PUSTAKA
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia (Revisi). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Susniahti, N., Sumeno, H., Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Hama Tumbuhan. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Faperta Unpad: Bandung
Suyanto, agus. 1994. Hama Sayur dan Buah Seri PHT. Penebar Swadaya : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar