“HAMA DAN PENYAKIT KUBIS-KUBISAN”
Disusun
Oleh
:
M.Ali
Topan
0810212085
BIDANG KAJIAN ILMU PERLINDUNGAN TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
ANDALAS
PADANG
2012
Hama Penting Tanaman Kubis-Kubisan
(Caisin, Kailan, Kubis,
Kubis Bunga, Lobak, Petsai dan Sawi Hijau)
1.1 Plutella
xylostella L.
Serangga hama ini dikenal dengan
ulat daun kubis atau diamond back moth, termasuk ordo Lepidoptera,
famili Plutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat P. xylostella
kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap depan terdapat tanda ”tiga
berlian”. Ngengat aktif pada senja dan malam hari dengan meletakkan telur
tersebar pada daun. Stadium telur 3-5 hari. Larva instar pertama berukuran 1,2
mm berwarna hijau cerah dengan kepala tampak hitam. Stadium larva 7-11 hari.
Pupanya tertutup oleh kokon, berwarna kuning pucat. Daur hidupnya berkisar 21
hari. Tanaman inang P. xylostella adalah petsai, brokoli, dan
kubis-kubisan lainnya.
Gejala Serangan
Daun yang terserang P. xylostella
berlubang-lubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun. Serangan
berat terjadi pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-8 minggu.
Pengendalian
1. P.
xylostella dapat
dilakukan dengan mencari waktu tanam yang baik (sesuai dengan kondisi setempat)
tumpangsari kubis dengan tomat
2. Konservasi
musuh alami seperti penggunaan parasitoid larva Diadegma semiclausum Hellen
dan Apanteles plutellae Kurdj.
1.2 Crocidololia
binotalis Zell. (C.Pavonana)
Serangga hama ini dikenal dengan
ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera,
farnili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat C.
binotalis berwarna kelabu kecoklatan dengan rentangan sayap 20 mm dan
panjang 13 mm. Telur diletakkan secara berkelompok pada daun dengan stadium 4
hari. Larvanya berwarna coklat sampai hijau tua. Stadium larva 14 hari. Pupanya
berada dalam tanah. Daur hidup 24-32 hari. Tanaman inang C. binotalis adalah
petsai dan kubis-kubisan.
Gejala Serangan
Larva C. binotalis merusak
kubis yang sedang membentuk krop, sehingga daun kubis berlubang-lubang. Kerusakan
ringan berakibat menurunnya kualitas kubis sedang kerusakan berat menyebabkan
tanaman kubis tidak dapat dipanen.
Pengendalian
1. Tumpangsari
kubis dengan tomat,
2. Konservasi
musuh alami penggunaan parasitoid Sturmia incospicuoides Bar., Atrometus
sp., Mesochorus so., dan. Chelonus tabonus Sonar
1.3 Phyllotreta
vittata F.
Serangga hama ini dikenal dengan
kumbang anjing atau leaf beetle, termasuk ordo Coleoptera, famili Chrysomelidae
dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Kumbang ini berwarna coklat
kehitaman dengan sayap bergaris kuning. Panjang kumbang 2 mm. Telur diletakkan
berkelompok pada kedalaman l-3 cm di tanah. Panjang larva 3-4 mm. Pupanya
berada pada kedalaman tanah 5 cm. Daur hidupnya 3-4 minggu. Tanaman inang P. vittata
adalah petsai, lobak, dan sawi.
Gejala serangan
Daun kubis yang terserang P. vittata berlubang-lubang
kecil. Larvanya seringkali merusak bagian dasar tanaman dekat dengan permukaan.
1.4 Spodoptera
litura (F.)
Serangga hama ini dikenal dengan
ulat grayak atau army worm, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae
dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur S litura diletakkan
secara berkelompok pada permukaan bawah daun. Stadium telur 2-8 hari. Larva
berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar akhir 50mm.
Pupa
berwarna coklat berada dalam tanah. Stadium pupa 9-10 hari. Ngengat berwarna agak
keabu-abuan. Tanaman inang S. litura adalah kacang tanah, tembakau,
bawang merah, dan ketela rambat.
Gejala Serangan
Larva S. litura memakan daun
dan pucuk tanaman kubis, sehingga daun transparan. Pada serangan berat tinggal
tulang daun.
Pengendalian
1. Pergiliran
tanaman dengan tanaman buhan inang,
2. Penanaman
serempak,
3. Pengolahan
tanah yang baik untuk mematikan larva/pupa dalam tanah.
4. Pemusnahan
kelompok telur dan larva
5. Konservasi
musuh alami seperti penggunaan parasitoid telur Telenomus spodopterae Dodd.
1.5 Chrysodeixis
chalcites (Esp.)
Serangga hama ini dikenal dengan
ulat jengkal atau green semilooper, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae
dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur C. chalcites diletakkan
pada daun, berwarna keputihan. Stadium telur 3-4 hari. Larvanya berwarna hijau
dengan stadium larva 14-19 hari. Pupanya di daun dengan stadium 6-11 hari.
Ngengat berwarna coklat tua. Tanaman inang C. chalcites adalah kentang,
jagung, tembakau, apel, kacang tanah, rami, dan kacang hijau.
Gejala Serangan
Daun kubis yang terserang C.
chalcites akan tampak tinggal epidermis dan tulang daunnya.
Pengendalian
1. Pergiliran
tanaman dengan tanaman bukan inang.
2. Penanaman
serempak.
3. Pemusnahan
larva yang ditemukan
1.6 Helicoverpa
armigera Hubn.
Serangga hama ini dikenal dengan
penggerek tongkol jagung atau corn earworm, termasuk ordo Lepidoptera, famili
Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur H armigera diletakkan
satu per satu pada daun kubis. Stadium telur 2-5 hari. Larvanya memakan daun
kubis dengan stadium larva 17-24 hari. Pupanya terbentuk dalam tanah dengan stadium
pupa 12-14 hari. Tanaman inang H. armigera adalah sorghum, kentang,
tomat, jagung, tembakau, kapas, dan kacang-kacangan.
Gejala Serangan
Daun kubis yang terserang larva H. armigera berlubang-lubang.
Bila serangan cukup tinggi, banyak daun kubis yang berlubang sehingga
menurunkan kualitas kubis.
Pengendalian
1. Pergiliran
tanaman dengan tanaman bukan inang,
2. Pemusnahan
larva yang diambil,
3. Konservasi
musuh alarm yaitu penggunaaan parasitoid telur Trichogramma nana Zehntn.
1.7 Myzus
persicae (Sulz)
Serangga hama ini dikenal dengan
kutu daun persik atau tobacco aphid termasuk ordo Homoptera, famili
Aphididae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Nimfa dan serangga
dewasa M persicae menyer ang per tanaman kubis dengan cara menghisap cairan
daun kubis. Lamanya daur hidup berkisar 7-10 hari. Tanaman inang M persicae adalah
tembakau, cabe, tomat, kentang, dan petsai.
Gejala Serangan
Daun kubis yang terserang M.
persicae memperlihatkan bercak coklat di sekitar tusukan stiletnya. Bila
serangan tinggi akan menurunkan kualitas kubis.
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan
konservasi musuh alami seperti penggunaan predator Menochilus sp. Dan
kumbang Coccinellidae.
1.8 Thrips
tabaci Lind.
Serangga hama ini dikenal dengan
Thrips bawang atau oni on Thrips, termasuk Ordo Thysanoptera, famili
Thripidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur T. tabaci diletakkan
dekat tulang daun, berwarna keputihan dengan stadium telur berkisar 4-10 hari.
Nimfa dan dewasa mengisap cairan daun. Pupanya terdapat dalam tanah dengan stadium
4-7 hari. Thrips dewasa kecil berwarna kuning kecoklatan dengan panjang 1,0 mm.
Tanaman inangnya adalah waluh, cabe, terung, dan tomat.
Gejala Serangan
Daun kubis yang terserang T.
tabaci tampak bercak kecoklatan setempat-setempat. Pada serangan tinggi dapat
menurunkaran kualitas kubis yang dipanen.
.
Pengendalian
Pengendalian T. tabaci dapat
dilakukan dengan konservasi musuh alami yaitu penggunaan predator kumbang macan
(Menochilus sp.).
1.9 Agrotis
ipsilon (Hufn.)
Serangga hama ini dikenal dengan
ulat tanah atau black cutworm, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae
dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. A. ipsilon menimbulkan
kerusakan pada tanaman muda. Larvanya memotong tanaman muda dengan stadium larva
19-20 hari. Pupanya berada dalam tanah dengan stadium pupa 11 hari. Daur
hidupnya 6-8 minggu. Tanaman inang A. ipsilon adalah tanaman sayuran
muda seperti cabai, tomat, dan jagung.
Gejala Serangan
Larva A. ipsilon memotong
pangkal tanaman dan berada tidak jauh dari tanaman yang dipotong. Bila
dikorekkorek, biasanya ditemukan larva tersebut dekat dengan tanaman yang
diserangnya.
Pengendalian
1. Pencarian
larva dan memusnahkannya,
2. Penanaman
serempak,
3. Pemasangan
umpan beracun,
4. Konservasi
parasitoid larva Apanteles ruficrus Hal.. Trituxys braueri (DeMey)
dar Cuphocera varia (F.)
Penyakit PentingTanaman Kubis-Kubisan
(Caisin, Kailan, Kubis, Kubis Bunga, Lobak, Petsai
dan Sawi Hijau)
1.1
Penyakit
Akar Pekuk
Patogen
Penyakit ini disebabkan oleh Plasmodiospora brassicae Wor.
Gejala Serangan
Akar-akar
yang terserang infeksi jamur ini akan megnadakan reaksi dengan pembelahan dan
pembesaran sel, menyebabkan terjadinya bintil atau kelenjar yang tidak teratur.
Seterusnya bintul-bintil ini bersatu, sehingga menjadi bengkakan memanjang yang
mirip dengan batang.
1.2
Bercak
Daun Altenaria
Patogen
Penyakit
bercak daun alternaria ini disebabkan oleh jamur Alternaria brassicae Berk .
Gejala Serangan
Pada
daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kelabu gelap, yang meluas dengan
cepat sehingga menajdi bercak bulat, yang garis tengahnya dapat mencapai 1
cm.Penyakit ini banyak terdapat pada daun-daun tua. Pada cuaca lembab, jamur
tampak sebagai bulu-bulu halus kebiruan di pusat bercak. Di dalam bercak sering
terdapat cincin-cincin sepusat.
1.3
Penyakit
kaki Hitam
Patogen
Penyakit kaki hitam ini disebabkan
oleh jamur Phoma lingam Tode.
Gejala Serangan
Penyakit
ini dapat timbul di persemaian maupun di lapangan. Pada pangkal batang dekat
permukaan tanah terdapat kanker memanjang, mula-mula berwarna coklat muda,
kemudian menjadi kehitaman, yang sering di kelilingi oleh batas berwarna ungu.
Di bagian tengah luka terdapat bintik-bintik hitam yang terdiri dari piknidium
jamur penyebab penyakit. Bagian dalam batang busuk kering berwaena coklat.
1.4
Penyakit
tepung Berbulu
Patogen
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica Pers.
Gejala Serangan
Dari
sisi atas daun terlihat bahwa jaringan diantara tulang-tulang daun menguning.
Kemudian bagian yang ,enguning tersebut berubah menjadi warna coklat ungu dan
tekstur daun menjadi seperti kertas. Daun-daun bawah rontok. Pada sisi bawah
daun terdapat kapang putih seperti tepung.
1.5
Busuk
Hitam
Patogen
Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas
campestris pv. campestris Pamm.
Gejala Serangan
Mula-mula
pada tepi daun terdapat daerah-daerah berwarna kuning atau pucat, yang kemudian
meluas ke bagian tengah. Di daerah ini tulang-tulang daun berwarna coklat tua
atau hitam. Pada tingkatan yang lebih lanjut penyakit meluas terus menerus
melalui tulang-tulang daun dan masuk kedalam batang.
1.6
Busuk
Basah
Patogen
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Erwinia caratovora pv. carotovora Jones.
Gejala Serangan
Gejala
yang umum terdapat pada tanaman kubis-kubisan adalah busuk basah, berwarna coklat
atau kehitaman, pada daun, batang dan umbi. Pada bagian yang terinfeksi
mula-mula terjadi bercak kebasahan. Bercak membesar dan melekuk, bentuknya
tidak teratur, berwarna coklat tua kehitaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia (Revisi). Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta.
Susniahti, N., Sumeno, H.,
Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Hama
Tumbuhan. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Faperta Unpad: Bandung
Suyanto, agus. 1994. Hama
Sayur dan Buah Seri PHT. Penebar
Swadaya : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar