HAMA
DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza
sativa
L.)
by : M. Ali Topan
0810212085
- Hama-Hama Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
- Tikus (Rattus argentiventer)
Tikus
ini berwarna hitam di sepanjang tubuh, betina mempunyai 6 pasang
kelenjar susu. Kebiasaan tikus ini adalah mengerat, meskipun tanaman
padi belum berbuah, tetapi dapat rusak karena dikeret oleh tikus.
Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen,
tempat penyimpanan. Tikus pandai berenang, menyelam, meloncat,
memanjat, menjatuhkan diri dari tempat tinggi, sebagai binatang
malam. Tikus betina sekali melahirkan antara 4 – 12 ekor anak.
Tanaman
padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh
hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau
beras.
hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau
beras.
- Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Ordo
Lepidoptera, famili Noctuide. Ulat berwarna hitam, pupa berwarna
cokelat kehitaman dan imago berwarna abu-abu, sayapnya cokelat. Imago
betina selama hidupnya mampu bertelur hingga 1800 telur. Pada siang
hari ulat bersembunyi di dalam tanah dan aktif menyerang tanaman pada
sore dan malam hari.
Pengendalian ulat ini diarahkan pada cara bercocok tanam yang lebih baik seperti pengolahan tanah yang intensif sehingga mampu menekan kehidupan larva dan pupa.
Pengendalian ulat ini diarahkan pada cara bercocok tanam yang lebih baik seperti pengolahan tanah yang intensif sehingga mampu menekan kehidupan larva dan pupa.
- Ulat grayak (Spodoptera mauritia, S.Litura, S.Exigua, S.Exempta)
Termasuk
Ordo Lepidoptera, famili Noctuidae. Ulat grayak sering disebut dengan
ulat tentara (army worm). Telur berkelompok hingga 400 butir dan
ditutup dengan lapisan lilin berwarna cokelat keabu-abuan. Setiap
imago betina mampu produksi telur hingga 1500 butir. Larva berwarna
hijau dengan garis putih di sepanjang tubuhnya. Semakin dewasa garis
berubah menjadi cokelat kehitaman. Pupa berwarna cokelat kehitaman
dan berada didalam tanah. Perkembangan telur hingga menjadi ngengat
selama satu bulan.
Pengendalian
dilakukan dengan pengolahan tanah yang baik, irigasi yang baik,
membersihkan gulma disekitar tanaman. Penggunaan insektisida berupa
insektisida sistemik atau insektisida racun perut.
- Penggerek batang padi
- Penggerek batang padi bergaris
a. Chilo supressalis
Chilo
supressalis disebut
pengerek batang padi bergaris karena ulatnya memiliki dua garis
memanjang. Hama ini juga tidak terlalu mengakibatkan kerusakan yang
berarti pada tanaman padi. Larva berwarna abu-abu, kepala kuning,
garis ungu disepanjang tubuh, ngengat berwarna seperti jerami.
b.
Chilo
polychrysus
Chilo
polychrysus disebut
pengerek batang padi berkepala hitam karena ngengatnya berkepala
hitam. Dan hama ini juga tidak menimbulkan kerusakan yang berarti
pada tanaman padi. Larva berwarna putih dan terdapat lima garis
abu-abu – ungu disepanjang tubuhnya. Ngengat berwarna keperakan
pada seyapnya, ngenget betina mapu bertelur hingga 200 telur.
- Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
Larva berwarna
kuning, ngengat betina berwarna kuning dan ngengat jantan berwarna
cokelat abu-abu dengan ukuran lebih kecil dari betina. Scirpopaga
incertulas atau
disebut juga Tryporyza
incertulas
dkenal sebagai pengerek batang padi kuning karena ngegatnya berwarna
kuning kecoklatan. Ciri lain dari ngegat ini adalah titik hitam
dibagian belakang sayap depannya. Pada ngegat betina titik hitam ini
lebih besar dan lebih jelas disbanding dengan titik hitam yang ada
pada ngegat jantan. Dahulu hama ini dikenal sebagai hama yang ada
pada pengairan yang baik dimana ngegat tidak mengalami masa puasa.
Namun demikian kini hama ini justru menyebar di daerah yang menanam
padi dua kali setahun.
- Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)
Tryporyza
innotata dinamakan
pengerek batang padi putih karena ngegatnya berwarna putih. Dahulu
hama ini dikenal hama yang menghuni hamparan sawah tadah hujan. Hama
ini dominan didaerah tadah hujan karena ham aini mampu berpuasa 3
sampai 6 bulan pada saat tanah sedang kering dan tidak ada tanaman
padi. Namun demikian hama ini justru lebih banyak ditemukan didaerah
berpengairan teknisseperti di jalur pantura (pantai utara jawa).
Perubahan prilaku ini diduga merupakan akibat dari pembangunan
saluran irigasi dan pengaruh pestisida yang digunakan secara terus
menerus.
- Lalat bibit (Atherigona exigua, A. Oryzae)
Lalat
bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari. Telur
menetas setelah dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Pupa
berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Setelah keluar
dari pupa selama 1 minggu menjadi imago yang siap kawin. Hama ini
menyerang terutama pada kondisi kelembaban udara tinggi.
Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan.
- Anjing tanah (Gryllotalpa hirsuta atau Gryllotalpa africana)
Anjing
tanah juga disebut orong-orong hidup dibawah tanah yang lembab dengan
membuat terowongan. Hama ini juga memakan hewan-hewan kecil
(predator), tetapi tingkat kerusakan tanaman lebih besar dari pada
manfaatnya sebagai predator. Nimfa muda memakan humus dan akar
tanaman, imago betina sayapnya berkembang setengah, yang jantan dapat
mengerik di senja hari. Pengendaliannya diarahkan pada pengolahan
tanah yang baik agar terowongan rusak.
- Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)
Uret
adalah larva serangga berordo Coleoptera famili Melolonthidae, uret
yang merusak tanaman padi terdiri dari spesies Exopholis hypoleuca,
Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri.
Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari telur –
larva (uret) – pupa – imago (kumbang). Kumbang hanya makan
sedikit daun-daunan dan tidak begitu merusak dibanding uretnya.
Pengendalian diarahkan pada sistem bercocok tanam yang baik agar
vigor tanaman baik.
- Kutu akar padi (Tetraneura nigriabdominalis)
Kutu
akar padi berwarna kuning dengan kaki hitam, kutu bergerombol pada
akar padi atau pangkal batang padi menghisap cairan tanaman.
- Ganjur (Orseolia oryzae)
Hama
ganjur sejenis lalat ordo Diptera. Ngengat betina hanya kawin satu
kali seumur hidupnya, bertelur antara 100-250 telur. Telur berwarna
coklat kemerahan dan menetas setelah 3 hari. Larva makan jaringan
tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi jadi tidak
normal. Pucuk tanaman menjadi kering dan mudah dicabut. Masa larva
selama 6 – 12 hari. Siklus hidup keseluruhan 19 – 26 hari.
Pengendalian
diarahkan pada penanaman varietas yang resisten, penggenangan areal
pertanaman sesudah panen agar pupanya mati. Parasit Platygaster
oryzae
(Hymenoptera,
Scelionidae),
penggunaan insektisida tidak dianjurkan karena tidak efisien.
- Pengorok daun
Pengorok
daun memakan jaringan daun yang terdapat di antara epidermis atas dan
bawah daun, seperti membuat terowongan. Pengorok daun atau hama
putih
(Nymphola
depunctalis)
dan hama
putih palsu
(Cnaphalocrosis
medinalis)
Pengorok
daun atau hama putih (Nymphola
depunctalis)
menyerang daun padi sejak dipesemaian hingga dilapang. Daun padi yang
telah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya saja, ngengat
berwarna putih dengan benang-benang cokelat pada bagian sayapnya
sehingga sering disebut hama putih. Ngengat betina dapat hidup 8 hari
dan menghasilkan telur kira-kira 50 telur. Larva bersifat semi
aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber oksigen. Larva membuat
gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke air.
Larva berwarna hijau, perkembanga sampai menjadi pupa 14 – 20 hari.
Stadia pupa 4 – 7 hari.
Pengendalian
dengan cara meniadakan genangan air pada pesemaian sehingga larva
tidak dapat memanfaatkan air sebagai sumber oksigen. Lalat Tabanidae
dan semut Solenopsis gemitata merupakan musuh alami.
- Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
Termasuk
ordo Homoptera, famili Delphacidae. Perkembangan hidupnya
telur–nimfa–imago. Serangga perusaknya nimfa dan imago, nimfa
mengalami 5 kali ganti kulit (5 instar). Stadia nimfa berlangsung
kira-kira 30 hari. Imago betina dapat bertelur hingga 600 telur, yang
diletakkan berjajar 5–30 telur per kelompok. Merusak
dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling
ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus.
Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman
seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil, bulir
hampa bahkan puso (gagal panen).
Pengendalian
diutamakan dengan menanam varietas yang resisten, pengaturan pola
tanam, penanaman secara serentak, rotasi tanaman secara serentak.
Pembakaran sisi tanaman dapat memutus siklus hidup wereng coklat.
- Wereng hijau(Nephotettix spp)
Termasuk
ordo Homoptera famili Jassidae (cicadellidae) Perkembangan hidupnya
telur – nimfa – imago. Imago meletakkan telurnya berkelompok
hingga 25 telur. Produksi telur dapat mencapai 200 telur. Nimfa muda
berwarna putih kemudian berangsur-angsur menjadi hijau. Wereng hijau
terutama menyerang daun tetapi tidak berarti, hanya saja wereng hijau
berperan sebagai vektor penyakit virus tungro dan penyakit mikoplasma
kerdil kuning. Merusak
dengan cara mengisap cairan daun. Gejala: di tempat bekas hisapan
akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman
ada yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning
kecoklatan. Malai yang dihasilkan kecil.
Pengendalian
diutamakan dengan menanam varietas yang resisten, pengaturan pola
tanam, penanaman secara serentak, rotasi tanaman secara serentak.
Pembakaran sisi tanaman dapat memutus siklus hidup wereng coklat.
- Walang sangit(Leptocoriza oratorius)
Serangga
betina menghasilkan 100-200 telur diletakkan pada daun bendera. Nimfa
berwarna hijau berangsur-angsur menjadi coklat. Mengalami ganti kulit
5 kali. Stadia nimfa mencapai 27 hari. Imago dapat hidup hingga 115
hari.
Baik nimfa maupun imago melakukan serangan dengan cara menghisap cairan buah, menyebabkan buah jadi hampa dan berkerut, berwarna coklat dan tidak enak. Bekas tusukannya berwarna bercak putih dan lama-kelamaan menjadi coklat atau hitam karena ditumbuhi cendawan Helminthosporium. Pengendalian dengan melakukan penanaman serentak.
Baik nimfa maupun imago melakukan serangan dengan cara menghisap cairan buah, menyebabkan buah jadi hampa dan berkerut, berwarna coklat dan tidak enak. Bekas tusukannya berwarna bercak putih dan lama-kelamaan menjadi coklat atau hitam karena ditumbuhi cendawan Helminthosporium. Pengendalian dengan melakukan penanaman serentak.
- Kepik (Nezara viridula)
Kepik
menyerang buah padi tetapi kerusakan yang ditimbulkannya sangat
kecil. Menyerang
batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat
bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan
pertumbuhan tanaman terganggu Jika dilakukan pengendalian dengan insektisida maka tidak efisien.
bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan
pertumbuhan tanaman terganggu Jika dilakukan pengendalian dengan insektisida maka tidak efisien.
- Penyakit-Penyakit Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
- Penyakit blast
Disebabkan
oleh cendawan Pyricularia
oryzae.
Pada tanaman yang terserang terjadi busuk daun yang dimulai dengan
adanya bercak berentuk belah ketupat, kemudian bercak meluas menuruti
urat tulang daun. Kadang-kadang beberapa bercak bergabung menjadi
satu, tanaman tampak seperti terbakar. Terjadi pembusukan gelang buku
pada tanaman padi yang telah keluar malai. Buku yang terserang
berwarna coklat, mengkerut, mudah patah. Malai padi tidak terisi
penuh bahkan hampa. Terjadi busuk leher (neck rot), pangkal batang
tanaman secara keseluruhan mengkerut, berwarna coklat kehitaman,
mudah rebah. Malai padi pada tingkat serangan ini hampa.
Pengendalian
diarahkan pada teknis penanaman yang lebih baik, menghindari
pemakaian pupuk Nitrogen yang berlebihan, tanam varietas yang tahan,
dan membakar sisa tanaman yang terserang.
- Penyakit busuk batang
Disebabkan
oleh cendawan Rhizoctonia
oryzae.
Pada tanaman terserang terlihat pelepah daun terdapat bercak basah
berbentuk bulat, bercak membesar dengan bagian tengah berwarna
abu-abu dan bagian tepi berwarna coklat. Pada serangan berat tanaman
dapat mati. Pengendalian dengan cara membakar tanaman terserang.
- Penyakit bercak daun padi.
Disebabkan oleh cendawan Helminthosporium oryzae dan
cercospora oryzae. Gejala kerusakan pada tanamana yaitu
merusak pelepah daun, malai dan buah yang baru tumbuh serta pada
tahap pembibitan yang baru tumbuh. Gejala pada biji / bulir padi
adalah bulir berbercak-bercak coklat tetapi masih berisi( bernas)
apabila biji tersebut ditanam akan mengalami pembusukan pada saat
biji mulai berkecambah dan apabila kecambah tumbuh akan segera mati.
Gejala pada tanaman padi dewasa akan mengalami busuk kering.
- Penyakit kresek/Hawar daun Bakteri
Disebabkan
oleh Xanthomonas
oryzae pv.
oryzae.
Pada tanaman yang terserang daun pertama dan kedua berwarna hijau
pucat, kemudian layu seperti disiram air panas. Gejala pada tanaman
dewasa berupa bercak kuning pada daun yang dimulai dari ujung daun,
kemudian menjalar ke bawah. Pengendalian diarahkan pada penanaman
yang lebih baik, menanam varietas tahan.
- Penyakit gosong
Disebabkan
oleh cendawan Ustilaginoidae
virens.
Pada buah terjadi gumpalan besar yang berwarna hitam. Pengendalian
dengan mengumpulkan dan membakar bagian tanaman yang terserang.
- Penyakit virus kerdil rumput
Penyakit
ini ditularkan oleh wereng coklat. Tanaman sakit ditandai adanya
tanaman kerdil, daun pendek, helai daun menyempit, jumlah anakan
lebih banyak, tampak seperti rumput. Tanaman yang terserang dapat
hidup tanpa menghasilkan malai. Secara
visual, gejala yang ditunjukkan oleh tanaman terserang penyakit ini
adalah:
- Dalam satu rumpun yang terserang kadang hanya beberapa anakan atau bahkan gejala hanya pada beberapa daun saja,
- Gejala daun berwarna kuning kadang hanya terjadi pada daun bawah/daun tua, daun yang menguning pada akhirnya akan mengering yang dimulai dari bagian ujungnya,
- Tanaman yang terserang pada stadia dewasa, menunjukkan daun berwarna kuning-oranye tetapi lebar daun normal dan jumlah anakan serta tinggi tanaman sama dengan tanaman sehat. Hanya saja, apabila tanaman padi terinfeksi sejak awal stadia vegetatif, biasanya tanaman akan mati.
- Penyakit virus Tungro
Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus yaitu "Rice
Tungro Bacilliform Virus" (RTBV) dan "Rice Tungro Spherical
Virus" (RTSV). Penyakit ini disebabkan oleh wereng hijau
(Nephotettix virescens) sebagai vektor utamanya. N.
virescens ini merupakan spesies yang dominan di daerah Tropis,
merupakan vektor paling efektif dan monophagus pada tanaman padi.
Gejala serangan penyakit tungro adalah tanaman menjadi agak kerdil
(pemendekan daun dan pelepah), daunnya berwarna kuning sampai orange.
Perubahan warna daun dimulai dari ujung daun sampai akhirnya seluruh
helai daun. Perubahan warna ini tampak jelas pada daun nomor dua dari
pucuk tanaman. Pembentukan dan perkembangan akar terhambat, saat
pembentukan bunga tertunda, sehingga waktu panen tertunda.
- Penyakit virus kerdil kuning
Penyakit
ini ditularkan oleh wereng hijau. Gejala adanya serangan virus kerdil
kuning adalah terjadinya perubahan warna daun dari kuning kehijauan
sampai kuning keputihan. Serangan penyakit ini pada stadium vegetatif
akan menyebabkan bulir padi hampa, pada stadium akhir pertumbuhan
tidak memperlihatkan gejala yang khas sebelum panen. Pengendalian
diarahkan pada pemusnahan serangga vektor, penanaman varietas tahan,
dan membakar tanaman yang terserang.
Referensi :
Afifah,
L, Zhenita, VTH, Henny, E. 2010. Hama
Dan Penyakit Tanaman Padi Di Desa Cinangneng Kecamatan Tenjolaya
Bogor :
Laporan
Praktikum Lapang Klinik Tanaman. Faperta IPB : Bogor
Kartasapoetra,
AG. 1993. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara : Jakarta
Zuliyanti,
Ameilia. 2007. Hama-Hama
Tanaman Padi.
USU Repository (download, 5 Maret 2011)
http://endros-ruraltechnology.blogspot.com/2008/09/penyakit-tanaman-padi.html
(Download, 14 Maret 2011)
http://endros-ruraltechnology.blogspot.com/2008/09/hama-padi-tikus.html
(Download, 14 Maret 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar